A. JAMAN NAKA


Jaman yang paling tua dalam sejarah Mbojo Bima disebut jaman Naka.adalam ilmu sejarah, jaman itu dinamakan jaman sebelum sejarah atau jaman pra sejarah.
Menurut ahli sejarah, kebudayaan masyarakat yang hidup pada jaman naka masih sangat sederhana. Mereka beum mengena ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti kita sekarang. Masyarakat belum megena pertanian, pertenakan, atau perindustrian serta perniagaan dan pelayaran.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat mengumpulkan kekayaan alam yang ada di sekitarnya. Mereka mencari danmengumpulkan umbi-umbian, biji-bijian dan buah-buahan. Selain itu mereka gemar pula berburu. Karena mereka megumpulkan hasil alam maka dinamakan masyarakat pengumpul (food gathering)
Mereka tidak tinggal menetap pada satu tempat tertentu . Melainkan selalu berpindah-pindah. Karena itu mereka disebut masyarakat pegembara (nomaden). Kampung, desa dan kota yang seperti kita kenal sekarang pada masa itu belum pernah, apalagi rumah mewah dan bertingkat seperti jaman sekarang.
Pasti di antara kita yang bertanya keheranan. Kalau begitu leluhur kita tinggal dimana ? leluhur kita tinggal di gua-gua, di atas batu-batu besar yang dilidungi oleh pohon-pohon yang rimbun dan rindang .
Mungkin ada pula yang menyangka bahwah masyarakat Mbojo Bima sangat bodoh dan terbeakang dibandingkan dengan masyarakat di daerah lain. Sangkaan ini keliru. Karena bukan hanya masyarakt Mbojo Bima yang keadaannya seperti itu. tetapi masyarakat di daerah lain yang hidup pada jaman naka (pra sejarah) , sama keadaannya dengan masyarakat Mbojo Bima . mereka masih mundur karena belum memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi. Harus diingan dan diketahui oleh generasi muda, bahwa maju mundur kehidupan masyarakat atau bangsa ikut ditentukan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.
Oleh sebab itu generasi muda harus rajin menuntut ilmu pengetahuan dan teknologi, agar dapat meraih kemajuan.
Mungkin ada pula yang bertanya, apakah masyarakat yang hidup pada jaman naka belum mengenal agama atau kepercayaan seperti masyarakat jaman sekarang ?
Masyarakat pada masa itu sudah mengenal agama atau kepercayaan. Walau harus diakui, bahwa agama atau kpercayaan mereka tidak sama seperti yang kita anut. Leluhur kita pada jaman naka menganut kepercayan yang disebut Makamba Makimbi, yang dalam ilmu sejarah disebut kepercayaan animisme dan diamisme.
Menurut keyakinan mereka, alam beserta isinya diciptakan oleh yang maha kuasa, yang disebut Marafu atau tuhan. Marafu itu bersemayam di mata air, di pohon-pohon besar atau di batu-batu besar. Tempat bersemayam Marafu disebut parafu ro pamboro.
Pada saat-saat tertentu, mereka melakukan upacara pemujaan kepada Makamba Makimbi, di parafu ro pamboro. Upacara itu disebut “toho dore”. Dalam upacara itu dibacakan mantera atau doa serta persembahan, berupa sesajen dan penyembelian hewan. Upacara dipimpin oleh seseorang pemimpin yang disebut naka.
Selain menyembah Marafu, mereka juga sangat menghormati arwah leluhur terutama arwah naka.
Naka bukan hanya pemimpin agama, tetapi juga merupakan pemimpin dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga naka sangat disegani dan dihormati .
Masyarakat yang hidup pada jaman naka, sangat menjunjung tinggi asas mbolo ro dampa (musyawarah) dan karawi kaboju (gotong-royong ). Segalah sesuatu selalu dimusyawarakan. Sebagai pemimpin, naka tidak boleh berbuat sesuka hati. Ia harus berlaku adil dan bijaksana.
Demikian leluhur kita pada masa naka . walau kehidupan masih sangat sederhana, namun mereka selalu menjunjung tinggi asas musyawara dan gotong-royong

No comments:

Post a Comment